• (0286) 321339
  • dppkbpppa@wonosobokab.go.id / badankbwonosobo@gmail.com
  • Log In
  • FAQ
  • English
  • Indonesia

Jawa Tengah Memperingati HARGANAS 2021

Pada tanggal 3 Juli 2021 bertempat di kompleks Pendopo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah memperingati Hari Keluarga Nasional Ke-28 secara daring dengan acara Sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan dalam Momentum Harganas. Turut Hadir pula Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng drg. Widwiono, M.Kes dan Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dipl. Com. Bupati Wonosobo H. Afif Nurhidayat, S.Ag.

Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa “Stunting masih menjadi tantangan besar terhadap sumber daya manusia, terutama selama pandemi. Pada 2020, sebanyak 156.549 balita di Jawa Tengah mengalami stunting.  Hal ini dapat disebabkan oleh praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih, hingga terbatasnya layanan kesehatan. Maka dari itu, penting untuk memberikan gizi baik seperti susu dan vitamin, hingga melibatkan berbagai pihak misalnya LSM dan aktivis maupun swasta seperti Danone Indonesia untuk pengadaan air bersih. Dengan upaya bersama, kita bisa mencapai Indonesia Maju di 2045,”

Begitu pula Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes juga mengatakan bahwa angka stunting dan perkawinan anak berperan besar terhadap kesehatan masyarakat. “Terdapat beberapa hambatan yang terjadi di keluarga, mulai dari kurangnya informasi terkait pola hidup sehat, hingga tingginya angka perkawinan anak dan stunting. Terutama di Kabupaten Wonosobo. Dalam rangka HARGANAS, kami menyelenggarakan rangkaian kegiatan mulai dari perlombaan di sosial media hingga kampanye “Jo Kawin Bocah”. Hal ini dilakukan sebagai langkah edukasi untuk menekan angka perkawinan anak dan angka stunting”.

Gubernur Jateng juga berdialog dengan Kepala Desa Igirmranak Kecamatan Kejajar Joko Tri Sadono perihal peran Kampung KB di wilayahnya yang berhasil menurunkan kejadian stunting. Pada tahun 2019, terdapat 18 balita dan 3 baduta stunting dari 80 yang ada. Jumlahnya berhasil diturunkan menjadi 9 balita dan 1 baduta dari 64 anak di tahun 2021.

Selain diskusi tentang stunting adapun pembahasan Perkawinan Anak seperti yang disampaikan Bupati Wonosobo “di Kabupaten Wonosobo sendiri dari data dari Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, terdapat sebanyak 718 kasus pernikahan dibawah usia 21 tahun pada laki-laki, dan 2.191 kasus pada perempuan di Kabupaten Wonosobo, saya merasa kondisi ini sangat memprihatinkan. Upaya Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam hal ini adalah dengan sosialisasi kepada masyarakat, layanan Puspaga oleh DPPKBPPPA kabupaten untuk meningkatkan kualitas keluarga, pembentukan dan optimalisasi Kampung KB, dan lain sebagainya.” Pemerintah Kabupaten Wonosobo sendiri telah menerbitkan Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 34 Tahun 2019, Tentang Strategi Penanggulangan Perkawinan Usia Anak di Kabupaten Wonosobo dalam rangka melakukan pencegahan pernikahan usia dini di Wonosobo.

(Advokasi, Penyebaran Informasi dan Penggerakan Institusi DPPKBPPPA Kab. Wonosobo)

#KeluargaHebatTerencana
#BerencanaItuKeren
#KeluargaKerenCegahStunting
#KeluargaIndonesiaCegahStunting
#Harganas2021

KOMENTAR

Daftar Komentar